Cari ...

04 November 2016

Hina Agama Hindu, Ibu Rumah Tangga di Vonis 14 Bulan Penjara

Hina Agama Hindu, Ibu Rumah Tangga di Bali Dibui 14 Bulan

– detikNews

Jakarta – Rusgiani (44) dipenjara 14 bulan karena menghina agama Hindu. Ibu rumah tangga itu menyebut canang atau tempat menaruh sesaji dalam upacara keagamaan umat Hindu dengan kata-kata najis. Kasus bermula saat Rusgiani lewat di depan rumah Ni Ketut Surati di Gang Tresna Asih, Jalan Puri Gadung II, Jimbaran, Badung, pada 25 Agustus 2012. Saat melintas, dia menyatakan canang di depan rumah Ni Ketut najis. Canang adalah tempat sesaji untuk upacara agama Hindu.

"Tuhan tidak bisa datang ke rumah ini karena canang itu jijik dan kotor," kata Rusgiani seperti tertulis dalam putusan Pengadilan Negeri (PN) Denpasar yang dilansir website Mahkamah Agung (MA), Kamis (31\/10\/2013). Menurut Rusgiani, dia menyampaikan hal itu karena menurut keyakinannya yaitu agama Kristen, Tuhan tidak butuh persembahan. Rusgiani mengaku mengeluarkan pernyataan itu spontan dan disampaikan di hadapan tiga orang temannya.

"Tidak ada maksud menghina atau pun menodai ajaran agama Hindu," ujar Rusgiana. Atas perkataannya itu, Rusgiani dilaporkan ke polisi setempat. Setelah melalui proses penyidikan yang cukup lama, Rusgiani pun duduk di kursi pesakitan. Jaksa menuntut Rusgiani dengan hukuman 2 tahun penjara.Lalu apa kata majelis hakim?

"Menjatuhkan hukuman 1 tahun dan 2 bulan penjara," putus majelis hakim yang diketuai oleh AA Ketut Anom Wirakanta dengan anggota Indria Miryani dan Erly Soeliystarini. Majelis hakim menyatakan Rusgiani telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana dengan sengaja mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan agama yang dianut di Indonesia. Perkataan Rusgiani dapat mengganggu kerukunan umat beragama dan telah menodai agama Hindu.

"Perbuatan terdakwa dapat mencederai hubungan keharmonisan antar umat beragama di Indonesia," ujar majelis yang dibacakan pada 14 Mei 2013 lalu.   Atas vonis ini, Rusgiani menerima dan tidak mengajukan banding.

03 November 2016

Rumah Adat Mandailing!

Inilah Rumah Adat Batak Mandailing Sumatera Utara

Rumah Adat Batak Mandailing disebut sebagai Bagas Godang tempat kediaman para raja, terletak disebuah kompleks yang sangat luas dan selalu didampingi dengan Sopo Godang sebagai balai sidang adat. Bangunannya mempergunakan tiang-tiang besar yang berjumlah ganjil sebagaimana juga jumlah anak tangganya.

Bangunan arsitektur tradisional Rumah Adat Batak Mandailing Sumatera Utara adalah bukti budaya fisik yang memiliki peradaban yang tinggi. Sisa-sisa peninggalan arsitektur tradisional Batak Mandailing masih dapat kita lihat sampai sekarang ini dan merupakan salah satu dari beberapa peninggalan hasil karya arsitektur tradisional bangsa Indonesia yang patut mendapat perhatian dan dipertahankan oleh Pemerintah dan masyarakat baik secara langsung baik tidak langsung.

Bagas Godang merupakan rumah berarsitektur Mandailing dengan konstruksi yang khas. Berbentuk empat persegi panjang yang disangga kayu-kayu besar berjumlah ganjil. Ruang terdiri dari ruang depan, ruang tengah, ruang tidur, dan dapur. Terbuat dari kayu, berkolong dengan tujuh atau sembilan anak tangga, berpintu lebar dan berbunyi keras jika dibuka. Kontruksi atap berbentuk tarup silengkung dolok, seperti atap pedati. Satu komplek dengan Bagas Godang terdapat Sopo Godang, Sopo Gondang, Sopo Jago, dan Sopo Eme. Keseluruhan menghadap ke Alaman Bolak.

Alaman Bolak adalah sebuah bidang halaman yang sangat luas dan datar. Selain berfungsi sebagai tempat prosesi adat, juga menjadi tempat berkumpul masyarakat. Sering juga disebut alaman bolak silangse utang. Maksudnya, siapapun yang lari kehalaman ini mencari keselamatan, ia akan dilindungi raja.

Sopo Godang adalah tempat memusyawarahkan peraturan adat. Selain itu, tempat ini juga dijadikan untukpertunjukan kesenian, tempat belajar adat dan kerajinan, bahkan juga tempat musyafir bermalam. Berbagai patik, uhum, ugari dan hapantunan lahir dari tempat ini. Juga disiapkan untuk menerima tamu-tamu terhormat.

Dirancang berkolong dan tidak berdinding agar penduduk dapat mengikuti berbagai kegiatan di dalamnya. KarenanyaSopo Godang juga disebut Sopo Sio Rangcang Magodang, inganan ni partahian paradatan, parosu-rosuan ni hula dohot dongan. Artinya, Balai Sidang Agung, tempat bermusyawarah melakukan sidang adat,menjalin keakraban para tokoh terhormat dan para kerabat.

Sopo Jago adalah tempat naposo bulung duduk-duduk sambil menjaga keamanan desa.

 Sopo Gondang adalah tempat menyimpan Gorgang Sambilan atau alat-alat seni kerajaan lain. Alat-alat itu biasanya dianggap sakral.

Sopo eme atau hopuka dalah tempat menyimpan padi setelah dipanen, lambang kemakmuran bagi huta. Seluruh komplek bangunan bagas godang pada masa lalu tidak berpagar. Sekalipun raja yang menempatinya, tetapi seluruh bangunan ini dianggap sebagai milik masyarakat dan dimuliakan warga huta.

Mandailing mengenal nilai-nilai luhur yang disebut dengan holong dohot domu. Holong berarti saling menyayangi sesama dan berbuat baik kepada orang lain. Domu berarti persatuan dari penduduk yang dianggap satu huta dan satu keturunan. Domu dianggap sudah dibawa sejak lahir (na ni oban topak), juga disebut dengan surat tumbaga holing naso ra sasa, sesuatu yang sudah terpatri dalam hati dan tidak dapat dihapus. Nilai-nilai itu dianggap falsafah hidup Mandailing.

08 Maret 2016

Tips Agar Kuat Dalam Menghadapi Masalah Hidup ( Stress )

Didalam kehidupan tentu kita tidak bisa lepas dari yang namanya masalah ataupun cobaan. Akan tetapi Tuhan tidak akan menciptakan masalah tanpa jalan keluar dan solusinya.
Karena Tuhan menciptakan masalah dan cobaan kepada manusia sesuai batas kemampuannya.

Nah, berikut ada beberapa tips agar kita tangguh dalam menghadapi suatu masalah dalam hidup ini.

1* Yakinlah Anda Sanggup.

Yakinlah bahwa setiap cobaan yang diberikan Allah kepada kita sesuai dengan kadar kemampuan kita dalam menghadapinya.

Jika kita yakin dan sanggup menghadapi masalah kita itu adalah salah satu jalan agar kita memperbaiki kwalitas diri kita. Mungkin dengan Allah menguji kita dengan satu masalah kita bisa memperbaiki kwalitas diri kita menuju satu orang manusia yang kuat, tangguh dalam menjalani kehidupan ini.
Kita harus jadi manusia yang kuat dan tangguh bukan manusia yang lemah dan loyo yang menyerah pada satu masalah.

2* Yang Kita Benci Bisa Menjadi Yang Baik Bagi Kita.

Kita harus yakin bahwa Allah akan memberikan yang terbaik bagi kita. Kita harus yakin bahwa segala sesuatu yang menurut kita pahit justru itu adalah yang terbaik bagi kita. Kita harus belajar menerima kenyataan bahwa jalan hidup yang kita lalui sekarang adalah jalan yang  menurut Allah jalan yang pantas dan terbaik buat kita.

3* Cobaan Datang Bukan Berarti Allah Benci Sama Kita.

Cobaan hidup yang terus menerus mendatangi kita itu bukan alasan bahwa Allah berarti benci sama kita. Karena Allah menguji manusia agar kita bisa merubah diri lebih baik dan Allah menguji kita dengan satu masalah sebagai jalan untuk merubah diri kita.

4* Tenanglah, Kemudahan Akan Datang!

Allah tidak menciptakan masalah dihidup manusia tanpa solusi dan kemudahan.
Dalam menghadapi masalah kita harus yakin bahwa kemudahan dari yang kuasa akan datang.

5* Perbanyak Sholat.

Sholatlah jangan melamun dan mengeluh jika mau menangis maka menangislah kepada Allah semoga Allah memberikan solusi dari setiap cobaan yang kita hadapi.

6* Berdoa Dan Selesaikan Masalah.

Sebagai manusia yang lemah kita harus meminta kepada Allah agar semua masalah kita dapat terselesaikan dengan baik. Dan kita harus kuat jangan mengeluh kita harus bisa menyelesaikan masalah dengan baik.

Demikianlah tips sederhana dalam menghadapi masalah hidup dan semoga bermanfaat!

07 Maret 2016

Sejarah Singkat Tuan Syekh Abdul Fattah Di Mandailing Natal

Radar Mandailing

Agama Islam berkembang di Madina melalui ulama-ulama sufi. Para ulama di daerah ini ada yang belajar di Pantai Barat dan Pantai Timur, kemudian mereka mengembangkan agama islam di Natal dan Mandailing.

Seorang ulama besar penyebar agama Islam di Natal, adalah Syekh Abdul Fattah bermarga Mardia. Ia lahir kira-kira tahun 1765 dan wafat dalam usia 90 tahun di Pagaran Sigatal, kira-kira tahun 1855.
Gurunya adalah Syekh Zainal Abidin (Hasibuan).

Salah satu hal yang menarik pada pengembangan Islam di Madina ialah apa yang dilakukan oleh Sutan Kumala Yang Dipertuan Hutasiantar. Raja kharismatik ini menjemput Syekh Zainal Abidin ke Barumun untuk mengembangkan agama Islam di Madina. Literatur Belanda melaporkan, bahwa Sutan Kumala Yang Dipertuan Hutasiantar adalah seorang ulama. Mereka menjulukinya sebagai raja ulama.

Ketika masih belia, Syekh Abdul Fattah tinggal dirumah Tuan Syekh Zainal Abidin sambil memperdalam agama Islam dan tasawuf. Syekh Abdul Fattah kemudian menyebarkan agama Islam bukan saja didaerah Mandailing, tetapi juga kawasan Pantai Barat khususnya Natal. Kota pelabuhan ini merupakan pintu masuk agama Islam mulai dari pelajaran membaca kitab suci al Quran sampai pada hukum dan sufisme.

Syekh Abdul Fattah memilih tempat untuk membangun kediamannya di kawasan perbukitan kira-kira 2 kilometer dari jalan raya menuju Natal di timur Kampung Sawah sekarang ini. Bukit_bukti itu memilih celah, rura dalam bahasa Mandailing. Pada tanggal 17 Desember 2003 penulis mendatangi rura itu. Penulis mendapati dan menyaksikan mata air jernih keemasan keluar dari rongga-rongga batu padas di tempat ini. Mata air itu dikenal sebagai Sumur Batu.

Syekh Abdul Fattah berdiam di sekitar mata air ini. Kejernihan dan kesucian mata air Sumur Batu tetap terjaga. Syekh Abdul Fattah membuat sebuah kulah berbentuk bundar berdiameter kira-kira 90 cm. Air bening dan sejuk yang keluar dan mata air itu dialirkan ke kulah melalui alur pada batu padas. Tuan Syekh Abdul Fattah mandi dan mengambil wudhuk dari kulah bundar, sehingga mata air yang keluar dari pori-pori batu tidak tercemar.

Menurut juru kunci makam Syekh Abdul Fattah di Pagaran Sigatal (kuncen) Zubeir Hasibuan gelar Lobe Zakaria ada enam makam kerabat Syekh Abdul Fattah disekitar sumur batu. Satu diantaranya adalah makam istri Syekh Abdul Fattah. Kuncen Zubeir Hasibuan adalah generasi ketiga setelah Syekh Zainal Abidin, kakeknya adalah Haji Zakaria, putra tunggal Syekh Zainal Abidin.

Sumur Batu dipandang sebagai tempat keramat oleh orang Natal dan sekitarnya. Tempat ini diziarahi untuk menunjukkan penghormatan peziarah kepada Ulama besar ini. Tidak jarang pula para peziarah berdoa dan bernazar ditempat ini.

Syekh Abdul Fattah diakui sebagai penjaga kedamaian kesejukan rohani orang Natal. Dahulu, jika orang Natal berniat hendak merantau mereka senantiasa menziarahi Sumur Batu. Kekeramatan Sumur Batu menurut orang Natal terdapatnya beberapa jenis ikan, bahkan jenis ikan laut dan kura-kura kecil di Sumur Batu. Ikan dan kura-kura bahkan tidak pernah bertambah dan berkurang atau bahkan bertambah besar. Ukurannya tetap saja. Menurut cerita Zubeir Hasibuan gelar Lobe Zakaria, pernah ada dua orang transmigran mengambil, memasak dan memakan ikan dari Sumur Batu itu. Sesudah itu tidak lama mereka meninggal dunia.

Kekeramatan Syekh Abdul Fattah yang terkenal di Mandailing antara lain, ketika sedang dicukur atau dipangkas di Masjid Hutasiantar, pada suatu jumat tiba-tiba sontak berkata "mosok mokka" atau dalam bahasa Indonesia artinya Mekkah terbakar kemudian pada saat bersamaan jamaah haji asal Mandailing yang sedang menunaikan ibadah Haji di Kota Mekkah tanpa sengaja melihat Tuan Syekh Abdul Fattah ikut membantu jamaah haji lainnya memadamkan kebakaran.

Sesudah kebakaran tersebut berhasil dipadamkan Syekh Abdul Fattah kembali ke mesjid Hutasiantar dengan badan penuh abu dan basah kuyup dan melanjutkan proses mengukurnya dengan memakai golok.

Setelah pulang menunaikan ibadah Haji jamaah asal Mandailing yang melihat Tuan Syekh Abdul Fattah di Mekkah itupun menceritakan kejadian tersebut di Mandailing dan  serta membawa sarang golok Tuan Syekh Abdul Fattah yang tertinggal di Kota Mekkah pada saat ikut membantu memadamkan kebakaran tersebut.

Makam Syekh Abdul Fattah terletak di Desa Pagaran Sigatal sekitar 6 Km dari pusat Kota Panyabungan.