Cari ...

21 November 2016

Apa itu Rush Money? Dan Bagaimana Dampaknya?

Radar Mandailing





(Jakarta) - Rush Money adalah penarikan uang dari bank secara besar-besaran (massal). Dampak Rush Money akan menimbulkan kekacauan dalam sistem perbankan lantaran akan kekurangan uang yang bisa meyebabkan gejolak ekonomi. Bank Indonesia (BI) akan kewalahan dan tidak mungkin mendistribusikan uang dalam jumlah banyak pada waktu bersamaan.

Selain itu, Rush Money juga akan menimbulkan keresahan di masyarakat karena bank akan kesulitan memenuhi permintaan masyarakat yang begitu tinggi karena bank hanya mencadangkan 5 s.d 10% dana Cash saja dari total dana pihak ketiga, yaitu dana nasabahnya.

Rush Money di Indonesia sudah pernah terjadi ketika krisis moneter tahun 1997-1998, dimana Bank Central Asia (BCA) dihantam oleh nasabahnya yang secara tiba-tiba menarik uang mereka secara besar-besaran, hingga akhirnya BCA sempat kolaps dan harus mendapatkan suntikan dana segar dari pemerintah. Setelah kejadian krisis ekonomi tahun 1997-1998 berlanjut dengan krisis politik dan sosial yang berhujung dengan tumbangnya rezim pemerintahan Soeharto. (Sumber: sisausaha.com)

Isu akan ada gerakan Rush Money pada 25 November 2016 berhembus kencang bersamaan dengan rencana aksi demonstrasi kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Ketua DPP Partai Nasdem Johnny G Plate menduga ada kelompok yang menggerakkan dan memainkan isu tersebut hanya demi kepentingan jangka pendek kelompoknya saja.“Mereka tentu tidak berpihak pada kepentingan perekonomian nasional. Tidak perlu meniru perjuangan kelompok seperti ini,” tuturnya dilansir Kompas.com.

Sementara itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menanggapi dingin soal isu tersebut. Ia meyakini, jika masyarakat peduli dengan kondisi perekonomian di Tanah Air, maka masyarakat akan menjaga dan tidak mudah dihasut untuk merusak negaranya sendiri. “Menurut saya itu (rush money) adalah suatu hasutan yang berbahaya, yang tentu masyarakat sangat paham bahwa itu enggak akan mencapai tujuan yang diinginkan oleh masyarakat itu sendiri. Yakni suatu kondisi sosial yang baik yang menciptakan kesempatan kita untuk terus memperbaiki kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Sumber : makassartoday.com